1.
Jelaskan definsi penalaran! Sebut dan jelaskan
jenisnya!
Jawab
:
Penalaran
adalah proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang
saling berhubungan sampai dengan simpulan. Penalan juga dapat diartikan sebagai
proses menganalisis suatu topic sehingga menghasilkan suatu simpulan atau
pengertian baru.
Jenis-jenis
penalaran :
·
Penalaran Induktif
Secara
garis besar bisa dikatakan induksi adalah proses penalaran untuk sampai
pada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum dan khusus, beradasarkan
pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Proses induksi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
pada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum dan khusus, beradasarkan
pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Proses induksi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
a.
Generalisasi
Adalah proses penalaran berdasarkan
pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik
kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Generalisasi
dibuktikan dengan data, contoh, statistic dll
Contoh :
- Orang yang menjadi kader partai
korupsi
- Orang yang menjabat sebagai ketua umum
partai korupsi
Generalisasi : Orang yang berkerja di partai korupsi
Jenis-jenis generalisasi :
-
Generalisasi
Tanpa Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh
fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah diselidiki.
Contoh: data survey LSM
-
Generalisasi
Dengan Loncatan Induktif
Adalah
generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki, diterapkan
juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh partai mendapat
pendapatan dari hasil korupsi.
b.
Analogi
Adalah suatu proses penalaran
membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan. Dengan asumsi tersebut
diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.
Ada 2 macam analogi,yaitu :
-
Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang
disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik
kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena
kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang
sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima
berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang
diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Timnas Indonesia lolos dalam semifinal
piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun
mendatang dengan berlatih setiap hari.
-
Analogi
Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode
untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar,
dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat
bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila
dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh analogi deklaratif :
Deklaratif untuk penyelenggaraan negara
yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya.
Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan
sinergitas antara akal dan hati.
c.
Hubungan Sebab
Akibat
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Penalaran induksi sebab akibat dibedakan
menjadi 3 macam:
-
Hubungan sebab –
akibat
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih
dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang berupa
akibat.
Contoh: Belajar, berdoa, tekun dan tidak putus asa adalah hal yang bias membuat kita berada di puncak kesuksesan.
Contoh: Belajar, berdoa, tekun dan tidak putus asa adalah hal yang bias membuat kita berada di puncak kesuksesan.
-
Hubungan akibat
– sebab
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih
dahulu hal-hal yang menjadi akibat, selanjutnya ditarik kesimpulan yang
merupakan sebabnya.
Contoh: Dewasa marak terjadi tindak
criminal di perkotaan seperti,tingkat stress yang tinggi, tawuran antar wilayah
dan bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga bbm sehingga mengalami kesulitan
ekonomi.
-
Hubungan sebab –
akibat 1 – akibat 2
Suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat
kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan
seterusnya.
Contoh penalaran hubungan sebab – akibat
1 – akibat 2:
Setiap menjelang hari idul fitri arus lalu
lintas di tol sangat ramai. Seminggu sebelum hari H jalanan sudah dipenuhi
kendaraan-kendaraan umum maupun pribadi yang mengangkut penumpang yang akan
pulang ke daerahnya masing-masing. Banyaknya kendaraan tersebut mau tidak mau
mengakibatkan arus lalu lintas menjadi semrawut. Kesemrawutan ini tidak jarang
sering menimbulkan kemacetan di mana-mana. Lebih dari itu bahkan tidak mustahil
kecelakaan menjadi sering terjadi.
·
Penalaran Deduktif
Penalaran
deduktif didasarkan pada teori yang berlaku umum tentang hal / gejala.
Ditarik kesimpulan hal yang khusus. Merupakan bagian dari hal/gejala tadi.
Secara garis besar maka penalaran deduktif adalah bergerak dari hal atau gejala
yang khusus menjadi gejala yang khusus.
Jenis-jenis
penalaran deduktif :
a.
Silogisme
Penalaran deduksi biasanya sering
digunakan adalah silogisme. Silogisme adala penalaran secara tidak langsung.
Dalam silogisme kita terdapat dua premis dan satu premis kesimpulan. Kedua
premis itu adalah premis umum/premis mayor dan premis khusus/premis minor. Dari
kedua premis tersebut kesimpulan dirumuskan.
Rumus menentukan kesimpulan sebagai
berikut :
PU : semua A = B
PK : C = A
K : C = B
Contoh : PU : Semua hewan yang
mempunyai telinga berkembang biak dengan melahirkan
PK : Rusa memiliki telinga
K : Rusa tentu berkembang biak dengan
b.
Entinem
Entinem adalah silogisme yang
dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus dan kesimpulan. Entimen
mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua preposisi tersebut, yaitu
preposisi khusus (premis khusus) merupakan sebab bagi apa yang terkandung di
dalam preposisi kesimpulan
Contoh :
Silogisme kategorial : PU : Semua dosen
(A) adalah lulusan perguruan tinggi (B)
PK : Bapak Budi C adalah seorang dosen
(A)
K : Bapak Budi C adalah seorang dosen
(B)
Entinem : Bapak Budi adalah lulusan
perguruan tinggi ia seorang dosen
K PK
2.
Jelaskan definisi proposisi dan beri contohnya!
Jawab
:
Proposisi
adalah suatu ekspresi verbal dari keputusan yang berisi pengakuan atau
pengingkaran sesuatu predikat terhadap suatu yang lain, yang dapat dinilai
bener atau salah.
Jenis-jenis
proposisi terbagimenjadi 4 bagian :
·
Proposisi berdasarkan
bentuk
-
Proposisi
tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.
Contoh :
Unie menyayi
Ayah membaca Koran
-
Proposisi
majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.
Contoh :
Indra belajar bermain piano dan menyayi
di studio
·
Proposisi
berdasarkan sifat
-
Proposisi
Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya
mempunyai syarat apapun
Contoh :
Semua Perempuan di indonesia akan
mengalami Menstruasi
Setiap mengendarai mobil harus memakai
seftybeld
-
Proposisi
kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat
membutuhkan syarat tertentu.
Contoh :
Jika yogi lulus UN maka saya akan
berikan hadiah
Jika saya lulus penelitian ilmiah maka
saya akan mengadakan syukuran
·
Proposisi
berdasarkan kualitas
-
Proporsisi
positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan
subjeknya.
Contoh :
Semua gajah berbadan besar
Semua ilmuwan adalah orang pandai
-
Proporsisi
negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung
subjeknya.
Contoh :
Tidak ada wanita yang berjenggot
Tidak ada binatang yang bisa bicara
·
Proporsisi
berdasarkan kuantitas
-
Proporsisi
universal, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari
semua.
Contoh :
Semua warga Indonesia mememiliki KTP
Semua masyarakat mematuhi peratura
lalulintas
-
Proporsisi
spesifik / khusus, yaitu proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian
subjek.
Contoh :
Tidak semua murid patuh kepada gurunya.
3.
Jelaskan definisi silogisme! Sebut dan jelaskan
jenisnya lalu beri contoh!
Jawab
:
Silogisme
adalah jenis penalaran deduksi secara tidak langsung. Menurut
Aristoteles, silogisme merupakan penemuan terbesar dari ahli filsafat
terkenal. Dalam pengertian umum, silogisme adalah suatu argument
deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Silogisme adalah
setiap penyimpulan tidak langsung, yang dari dua proposisi (premis-premis)
disimpulkan suatu proposisi baru (kesimpulan). Premis yang pertama disebut
premis umum (premis mayor) dan premis yang kedua disebut premis khusus (premis
minor). Kesimpulan itu berhubungan erat sekali dengan premis-premis yang ada.
Jika premis-premisnya benar maka kesimpulannya juga benar.
Dalam
penerapannya, ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategoris, silogisme
hipotesis, dan silogisme alternatif.
·
Silogisme
kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi (premis)
kategoris.
Contoh silogisme kategoris:
-
Semua manusia adalah
makhluk berakal budi (premis mayor)
-
Afdan adalah
manusia (premis minor)
-
Jadi, Afdan
adalah makhluk berakal budi (kesimpulan)
·
Silogisme
hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan
premis minornya merupakan pernyataan kategoris.
Contoh silogisme hipotesis:
-
Jika hari ini
tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)
-
Hari ini tidak
hujan (premis minor)
-
Maka, saya akan
kerumah paman (kesimpulan)
·
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis
minornya membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak
alternatif yang lain.
Contoh silogisme alternatif:
-
Kakek berada di
Bantaeng atau Makassar (premis mayor)
-
Kakek berada di
Bantaeng (premis minor)
-
Jadi, kakek tidak
berada di Makassar (kesimpulan)
Sumber
:
Hs,
Widjono. 2012. Bahasa Indonesia, ”Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi”, Jakarta: PT Gramedia.
Alwi,
Hasan, dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Maran,
R Raga. (2007). Pengantar Logika. Jakarta: PT Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar