[Review Buku]
paraaaah gara gara ini buku jadi makin terinspirasi bangeeet!!! simak yaa review nya)
[Sinopsis Buku]
Dari seorang mahasiswa dengan ekonomi pas-pasan, Merry Riana, anak muda Indonesia, menjelma menjadi miliuner muda dan diakui sebagai pengusaha sukses, motivator yang sangat dinamis, serta pengarang buku terlaris di Singapura. Melewatkan masa kuliah yang penuh dengan keprihatinan finansial di Nanyang Technological University, Merry kemudia menciptakan perubahan paradigma berpikir dan memulai suatu perjuangan dengan konsep dan etos kerja luar biasa. Akhirnya, dia berhasil meraih penghasilan 1 juta dolar di usia 26 tahun.
Kini Merry ingin menciptakan dampak positif di dalam kehidupan banyak orang, terutama di Indonesia.
Buku ini berisi pengalaman perjuangan Merry beserta hikmah yang sangat inspiratif dan bisa diterapkan untuk mencapai sukses dalam kehidupan.
[Sinopsis Buku]
Dari seorang mahasiswa dengan ekonomi pas-pasan, Merry Riana, anak muda Indonesia, menjelma menjadi miliuner muda dan diakui sebagai pengusaha sukses, motivator yang sangat dinamis, serta pengarang buku terlaris di Singapura. Melewatkan masa kuliah yang penuh dengan keprihatinan finansial di Nanyang Technological University, Merry kemudia menciptakan perubahan paradigma berpikir dan memulai suatu perjuangan dengan konsep dan etos kerja luar biasa. Akhirnya, dia berhasil meraih penghasilan 1 juta dolar di usia 26 tahun.
Kini Merry ingin menciptakan dampak positif di dalam kehidupan banyak orang, terutama di Indonesia.
Buku ini berisi pengalaman perjuangan Merry beserta hikmah yang sangat inspiratif dan bisa diterapkan untuk mencapai sukses dalam kehidupan.
[Review]
Pada awal buku ini, Merry Riana menceritakan mengenai masa kecil-nya dimana dia awalnya sangat bersyukur dengan kehidupan dia dimana saat itu tinggal di daerah Jakarta Utara. Dia diberi nama Merry (gembira) dan Riana (Riang) yang artinya adalah perempuan yang selalu tersenyum dan riang. Keluarganya sangat menyanyanginya, ayahnya merupakan professional di bidang elektronika namun karena dijegal oleh orang yang tidak suka akhirnya menjadi pengusaha. Akhirnya karena keadaan ekonomi maka Merry harus berpindah ke rumah yang lebih kecil di daerah Jakarta Timur. Namun disana rasa kekeluargaannya sangat tinggi dimana tidak ada rasisme, semua penduduk hidup harmonis.
Rencana Merry yang ingin melanjutkan ke universitas Trisakti saat tahun 1998 harus terhenti karena saat itu kerusuhan Mei terjadi. Rencananya yang semulai ingin kuliah di Indonesia lalu lulus dan menjadi professional seperti ayahnya akhirnya harus berubah dan Merry melanjutkan ke Singapura. Dengan bantuan dana (hutang) dari pemerintah Singapura sebesar 40ribu dolar atau sekitar 300 juta rupiah saat itu, Merry dapat melanjutkan ke Nanyang Technological University (NTU) yang merupakan universitas bergengsi untuk mengambil jurusan Electrical and Electronics Engineering (EEE). Namun Merry menghadapi kesulitan dana karena saat itu juga usaha orangtuanya tidak berjalan dengan baik sehingga dana yang dikirim juga sangat sedikit sehingga hanya bisa membiayai untuk membeli buku dan uang yang dimiliki hanya tinggal 10 dolar untuk bertahan setiap minggunya. Dengan biaya hidup yang tinggi di Singapura maka Merry sangat putus asa namun berusaha tegar dan tidak mau membebani orangtuanya dengan memberi kabar yang buruk.
Merry akhirnya menyiasati dengan makan mie rebus setiap hari dan juga roti tawar di siangnya. Karena malu maka Merry sering makan roti tawar tersebut di toilet. Kebiasaan makan mie rebus setiap malam juga pernah diketahui oleh temannya yang mengatakan bahwa tidak baik makan mie rebus setiap hari namun Merry mengatakan bahwa dia sangat menyukainya. Makanan terlezat saat itu adalah makanan China dimana nasi diberi tahu, sayur dan kuah kaldu sebesar 1 dolar.
Saat dalam pergumulan tersebut, akhirnya Merry memutuskan bahwa dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Berbagai pekerjaan dilakukannya dari mulai membagikan brosur, lalu menjadi pegawai florist / toko bunga sampai juga menjadi pelayan Banquet di hotel. Merry akhirnya dapat memenuhi kebutuhannya dan dalam masa kesusahannya tersebut, dia bertemu dengan Alva Tjenderasa seorang mahasiswa jurusan Mesin yang akhirnya akan menjadi teman, partner bisnis dan juga suaminya. Alva merupakan orang yang suka membaca buku, berpikiran tenang dan juga selalu mendukung Merry serta memberikan saran-saran yang baik untuk kehidupan serta pekerjaannya.
Setelah lulus akhirnya Merry pun mencoba mencari pekerjaan untuk mewujudkan keinginannya dimana dia harus mencapai kebebasan finansial sebelum usia 30 tahun. Dia bersama Alva pernah mengeluarkan uang yang begitu besar hanya untuk mengikuti seminar Anthony Robbins dan akhirnya karena kenekatannya maka Merry bisa berfoto dengan Anthony Robbins. Jatuh bangun dialami oleh Merry dimana dia pernah ditipu oleh bisnis MLM, lalu juga kalah ketika bermain saham. Dia juga pernah ditolak beasiswanya saat magang di perusahaan yang ternama. Namun semuanya tersebut dijadikan lecutan untuk dapat lebih semangat lagi dalam mencapai tujuannya.
Rencananya semula untuk menjadi professional seperti teman-teman yang lain akhirnya tidak dipilih. Merry akhirnya memilih rencana untuk berwirausaha. Namun akhirnya Merry menjatuhkan pilihan pada menjadi agen asuransi dan produk perbankan yang akhirnya membawa dia menuju jalan kesuksesannya. Meskipun kantor pertamanya sangat kecil dan tidak bagus namun Merry memantapkan dirinya. Berbagai tantangan seperti ditolak oleh orang sering dialami, Merry juga pernah ingin berhenti dan menangis karena jiwanya sebagai wanita yang rapuh kadang muncul. Namun Alva selalu mendukung dan memberikan motivasi serta dukungan agar Merry terus berusaha. Alva memilih sebagai analisis lapangan dimana dia memberikan strategi kepada Merry untuk menawarkan produknya kepada orang-orang.
Akhirnya Merry mencapai apa yang diinginkannya dan dia sekarang dikenal sebagai seorang yang meraih 1 juta dolar di usia 26 tahun. Sudah banyak seminar di kawasan Asia yang mengundangnya untuk menjadi pembicara. Merry pun mendirikan organisasi yaitu Merry Riana Organization yang merupakan organisasi menawarkan produk finansial. Sempat merasa ada kekosongan diri namun akhirnya melalui seminar Anthony Robbins, maka Merry dapat mengisi kekosongan tersebut dengan cara berbagi kepada orang yang ada. Dengan tekad dimana ingin memberi dampak kepada 1 juta orang di Asia, khususnya di Indonesia maka Merry sekarang menjadi motivator untuk memotivasi setiap orang yang ingin meraih kesuksesannya.
Momen paling membuatnya terharu adalah ketika dia bisa melunasi utangnya kepada Pemerintah Singapura dan juga ketika dia akhirnya bisa membawa orangtuanya serta orangtua Alva untuk bertamasya ke luar negeri.
Di akhir bukunya, Merry memberitahu bahwa pertemuannya dengan Alva merupakan berkat yang sangat berarti baginya. Dimana dia mengatakan bahwa kita harus mempunyai partner yang saling mendukung, meskipun dia dan Alva berbeda dimana Merry adalah orang lapangan sedangkan Alva merupakan orang analisis namun mereka saling bersinergi dan saling mendukung satu sama lain.
Pada awal buku ini, Merry Riana menceritakan mengenai masa kecil-nya dimana dia awalnya sangat bersyukur dengan kehidupan dia dimana saat itu tinggal di daerah Jakarta Utara. Dia diberi nama Merry (gembira) dan Riana (Riang) yang artinya adalah perempuan yang selalu tersenyum dan riang. Keluarganya sangat menyanyanginya, ayahnya merupakan professional di bidang elektronika namun karena dijegal oleh orang yang tidak suka akhirnya menjadi pengusaha. Akhirnya karena keadaan ekonomi maka Merry harus berpindah ke rumah yang lebih kecil di daerah Jakarta Timur. Namun disana rasa kekeluargaannya sangat tinggi dimana tidak ada rasisme, semua penduduk hidup harmonis.
Rencana Merry yang ingin melanjutkan ke universitas Trisakti saat tahun 1998 harus terhenti karena saat itu kerusuhan Mei terjadi. Rencananya yang semulai ingin kuliah di Indonesia lalu lulus dan menjadi professional seperti ayahnya akhirnya harus berubah dan Merry melanjutkan ke Singapura. Dengan bantuan dana (hutang) dari pemerintah Singapura sebesar 40ribu dolar atau sekitar 300 juta rupiah saat itu, Merry dapat melanjutkan ke Nanyang Technological University (NTU) yang merupakan universitas bergengsi untuk mengambil jurusan Electrical and Electronics Engineering (EEE). Namun Merry menghadapi kesulitan dana karena saat itu juga usaha orangtuanya tidak berjalan dengan baik sehingga dana yang dikirim juga sangat sedikit sehingga hanya bisa membiayai untuk membeli buku dan uang yang dimiliki hanya tinggal 10 dolar untuk bertahan setiap minggunya. Dengan biaya hidup yang tinggi di Singapura maka Merry sangat putus asa namun berusaha tegar dan tidak mau membebani orangtuanya dengan memberi kabar yang buruk.
Merry akhirnya menyiasati dengan makan mie rebus setiap hari dan juga roti tawar di siangnya. Karena malu maka Merry sering makan roti tawar tersebut di toilet. Kebiasaan makan mie rebus setiap malam juga pernah diketahui oleh temannya yang mengatakan bahwa tidak baik makan mie rebus setiap hari namun Merry mengatakan bahwa dia sangat menyukainya. Makanan terlezat saat itu adalah makanan China dimana nasi diberi tahu, sayur dan kuah kaldu sebesar 1 dolar.
Saat dalam pergumulan tersebut, akhirnya Merry memutuskan bahwa dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Berbagai pekerjaan dilakukannya dari mulai membagikan brosur, lalu menjadi pegawai florist / toko bunga sampai juga menjadi pelayan Banquet di hotel. Merry akhirnya dapat memenuhi kebutuhannya dan dalam masa kesusahannya tersebut, dia bertemu dengan Alva Tjenderasa seorang mahasiswa jurusan Mesin yang akhirnya akan menjadi teman, partner bisnis dan juga suaminya. Alva merupakan orang yang suka membaca buku, berpikiran tenang dan juga selalu mendukung Merry serta memberikan saran-saran yang baik untuk kehidupan serta pekerjaannya.
Setelah lulus akhirnya Merry pun mencoba mencari pekerjaan untuk mewujudkan keinginannya dimana dia harus mencapai kebebasan finansial sebelum usia 30 tahun. Dia bersama Alva pernah mengeluarkan uang yang begitu besar hanya untuk mengikuti seminar Anthony Robbins dan akhirnya karena kenekatannya maka Merry bisa berfoto dengan Anthony Robbins. Jatuh bangun dialami oleh Merry dimana dia pernah ditipu oleh bisnis MLM, lalu juga kalah ketika bermain saham. Dia juga pernah ditolak beasiswanya saat magang di perusahaan yang ternama. Namun semuanya tersebut dijadikan lecutan untuk dapat lebih semangat lagi dalam mencapai tujuannya.
Rencananya semula untuk menjadi professional seperti teman-teman yang lain akhirnya tidak dipilih. Merry akhirnya memilih rencana untuk berwirausaha. Namun akhirnya Merry menjatuhkan pilihan pada menjadi agen asuransi dan produk perbankan yang akhirnya membawa dia menuju jalan kesuksesannya. Meskipun kantor pertamanya sangat kecil dan tidak bagus namun Merry memantapkan dirinya. Berbagai tantangan seperti ditolak oleh orang sering dialami, Merry juga pernah ingin berhenti dan menangis karena jiwanya sebagai wanita yang rapuh kadang muncul. Namun Alva selalu mendukung dan memberikan motivasi serta dukungan agar Merry terus berusaha. Alva memilih sebagai analisis lapangan dimana dia memberikan strategi kepada Merry untuk menawarkan produknya kepada orang-orang.
Akhirnya Merry mencapai apa yang diinginkannya dan dia sekarang dikenal sebagai seorang yang meraih 1 juta dolar di usia 26 tahun. Sudah banyak seminar di kawasan Asia yang mengundangnya untuk menjadi pembicara. Merry pun mendirikan organisasi yaitu Merry Riana Organization yang merupakan organisasi menawarkan produk finansial. Sempat merasa ada kekosongan diri namun akhirnya melalui seminar Anthony Robbins, maka Merry dapat mengisi kekosongan tersebut dengan cara berbagi kepada orang yang ada. Dengan tekad dimana ingin memberi dampak kepada 1 juta orang di Asia, khususnya di Indonesia maka Merry sekarang menjadi motivator untuk memotivasi setiap orang yang ingin meraih kesuksesannya.
Momen paling membuatnya terharu adalah ketika dia bisa melunasi utangnya kepada Pemerintah Singapura dan juga ketika dia akhirnya bisa membawa orangtuanya serta orangtua Alva untuk bertamasya ke luar negeri.
Di akhir bukunya, Merry memberitahu bahwa pertemuannya dengan Alva merupakan berkat yang sangat berarti baginya. Dimana dia mengatakan bahwa kita harus mempunyai partner yang saling mendukung, meskipun dia dan Alva berbeda dimana Merry adalah orang lapangan sedangkan Alva merupakan orang analisis namun mereka saling bersinergi dan saling mendukung satu sama lain.
Buku ini layak dibaca bagi Anda yang ingin mengetahui bagaimana kisah hidup Merry Riana yang saat ini sudah dikenal sebagai motivator wanita sukses dan peraih 1 juta dolar di usia yang masih muda.
Merry Riana - Mimpi Sejuta Dolar
Tebal : 388 Halaman
Pengarang : Alberthiene Endah
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Merry Riana - Mimpi Sejuta Dolar
Tebal : 388 Halaman
Pengarang : Alberthiene Endah
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar